Berdirinya KAMI di Bali

Oleh : Widminarko*

Foto : Mukerda GMNI Bali-Nusra, 10 Februari 1967,dari kiri: Dirga, Wayan Rereh, I Gst. Ngr. Raka Haryana, Dw Gde Atmaja, Danu Darmawan, Ida Bagus Putra, Widminarko (pimpinan Mukerda), Murti Santosa (membelakangi lensa).

GMNI Denpasar berdiri tahun 1958. Pada tahun 1960-an GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia) menjadi ormas mahasiswa terbesar di Bali. Mahasiswa beragam suku dan agama bergabung ke dalamnya. Setelah berdirinya ormas mahasiswa lain seperti: CGMI, HMI, PMKRI, GMHB (Gerakan Mahasiswa Hindu Bali) yang kemudian berubah menjadi GMHD (Gerakan Mahasiswa Hindu Dharma), GMKI, Germindo, anggota dan simpatisan GMNI Denpasar berangsur menyusut. Walaupun demikian, kader GMNI dalam tahun 60an masih mendominasi pimpinan organisasi mahasiswa. MMI (Majelis Mahasiswa Indonesia) yang anggotanya Senat dan Dewan Mahasiswa, negeri dan swasta, diketuai Wayan Bawa (GMNI). PPMI (Perserikatan Perhimpunan Mahasiswa Indonesia) yang anggotanya ormas mahasiswa ekstra-kampus diketuai M. Zubair Rukka (GMNI). IPMI (Ikatan Pers Mahasiswa Indonesia) tahun 1966 diketuai Widminarko (GMNI) menggantikan ketua pertamanya, M. Rizani Idsa Karnandha (HMI).

Pasca-Tragedi G 30 S/PKI, CGMI dan Germindo lenyap dari percaturan politik. Di pihak lain, mulai menampakkan diri GM Sos dan Pelmasi. Saat itu ada upaya untuk mengubur PPMI. Di Bali juga ada upaya untuk mengucilkan GMNI akibat pernyataannya yang kerap mengkritik ulah Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) di Jakarta. GMNI menilai KAMI sering memojokkan kepemimpinan Presiden Sukarno secara tidak proporsional bahkan ada kecenderungan untuk menggulingkannya secara inkonstitusional. Demo KAMI pun pernah memancing perlawanan fisik, seperti yang mengakibatkan meninggalnya Arif Rahman Hakim, mahasiswa FK UI, 24 Februari 1966.

Pada tujuannya, KAMI dibentuk untuk menggantikan PPMI. Tetapi, ada pihak yang meragukan, apakah wadah baru pengganti PPMI efektif berdiri di Bali tanpa mengikutsertakan GMNI yang memiliki massa besar? Dalam rapat ormas mahasiswa ekstra-kampus di SMA Swastiyastu Denpasar, 1966, yang dipimpin Ketua PMKRI Paulus Joe Boen Bing, GMNI diundang. Acaranya, membentuk wadah baru. Saya dari GMNI bersama Ida Bagus Putra dan I Gusti Ngurah Raka Haryana menyodorkan pendapat, apa pun namanya tidak masalah asalkan wadah tersebut berlandasan idiil Pancasila, struktural UUD 1945 dan operasional Ketetapan MPRS. Peserta rapat menyetujui landasan itu. Wakil dari Pelmasi yang pertama kali mengusulkan wadahnya bernama KAMI. Peserta rapat pun setuju. KAMI Bali terbentuk 25 Oktober 1966, setahun setelah KAMI berdiri di Jakarta (25 Oktober 1965). Pengurusnya Presidium dan ketuanya bergiliran. Dalam Presidium, GMNI diwakili Dw Gde Atmaja (sekarang Guru Besar Tata Negara Unud, red.). Ketua Periodik I, M. Rizani Idsa Karnandha (HMI). Dia anggota DPRDGR Bali mewakili Kesatuan Aksi yang dilantik 15 Mei 1967. Dengan diberlakukannya Peraturan Mendagri 12/1969 (Permen 12), ia termasuk anggota yang diganti. Penggantinya, Made Karang (GMHD).

Di Bali tidak pernah ada kegiatan KAMI yang mengerahkan massa besar sebagaimana di Jakarta. Kegiatan pengurus sebatas kontak individual dan diskusi. Begitu pula Kesatuan Aksi lain, seperti KASI (Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia) yang diketuai Ny. Gedong Bagus Oka dan KAPI (Kesatuan Aksi Pemuda Indonesia) yang diketuai Medan Angkasa. Hujatan secara terbuka memojokkan kepemimpinan presiden yang sah tidak terjadi, dan jatuhnya korban dalam demo dapat dihindari. Strategi GMNI Korda Bali-Nusra yang saya pimpin saat itu: Organisasi GMNI tetap eksis, mengutamakan persatuan/kesatuan, kegaduhan yang menelan korban di Jakarta tidak harus ditiru di Bali.


*Alumni GMNI Tahun 1962
Berdirinya KAMI di Bali
Item Reviewed: Berdirinya KAMI di Bali 9 out of 10 based on 10 ratings. 9 user reviews.
Emoticon? nyengir

Berkomentarlah dengan Bahasa yang Relevan dan Sopan.. #ThinkHIGH! ^_^

Komentar Terbaru

Just load it!